Panduan Lengkap Pengenalan Air dan Dasar-dasar Berenang.

 Panduan Lengkap Pengenalan Air dan Dasar-dasar Berenang.

A.    Pengenalan Air

Pengenalan terhadap air merupakan tahapan yang harus diberikan kepada orang yang akan belajar renang (ataupun siswa yang belajar berenang). Pengenalan terhadap air yang dimaksud adalah aktivitas yang diberikan di dalam air. Karena, berenang dilaksanakan menggunakan media air. Manusia pada hakekatnya bukan merupakan makhluk yang hidup di air. Namun harus beraktivitas di air. Aktivitas yang akan dilakukan oleh orang yang akan belajar berenang tujuan utamanya adalah memperkenalkan sifat-sifat air. Selain itu, tujuan dari pengenalan air juga mempersiapkan perenang baik secara psikis maupun secara fisik ketika berada di air.

Panduan Lengkap Pengenalan Air dan Dasar-dasar Berenang.
 Panduan Lengkap Pengenalan Air dan Dasar-dasar Berenang.

Pengenalan air bertujuan secara psikis dikarena setiap orang yang akan belajar berenang akan mempunyai kesiapan secara kejiwaan, yang diharapkan adalah calon perenang memiliki rasa senang, ketertarikan, kepercayaan diri dan keberanian untuk beraktivitas di air. Pada umumnya, pada setiap orang yang akan belajar berenang pasti memiliki perasaan tidak aman karena takut akan tenggelam. Hal ini merupakan sesuatu hal yang wajar bagi calon perenang yang sama sekali belum dapat berenang atau belajar berenang sesungguhnya. Pengenalan air selanjutnya adalah untuk mempersiapkan calon perenang secara fisik. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan sifat-sifat khusus air. Sifat-sifat yang dimaksud adalah (1) suhu air, (2) hambatan air, (3) keseimbangan di air, (4) sifat air yang mengalir ke tempat yang lebih rendah, (5) sifat air yang tembus pandang, dan (6) kedalaman air.

Sifat -sifat air ini sangat penting untuk diperkenalkan kepada orang yang akan belajar berenang dikarenakan seluruh aktivitas renang dilakukan dengan media air, sedangkan air memiliki sifat-sifat khusus yang perlu untuk dipahami terlebih dahulu dengan jalan mengajarkan pengenalan air terlebih dahulu. Berikut beberapa macam aktivitas-aktivitas yang tujuannya untuk memperkenalkan air.

1.    Permainan hujan-hujanan.

Permainan ini bertujuan untuk merasakan air mengenai tubuh, kedalaman air, hambatan air, keseimbangan dan kesenangan untuk beraktivitas dalam air. Perenang secara bergiliran satu persatu melalui tangga kolam dengan berpegangan, sewaktu menuruni tangga secara bergiliran dengan posisi membelakangi air, tidak boleh melepaskan pegangan sebelum kaki menyentuh dasar kolam apalagi melakukan lompatan dari pinggir kolam. Hal ini bertujuan agar siswa juga dapat mengenal kedalaman air. Selanjutnya siswa diminta berjalan di air untuk membuat barisan kemudian saling berhadapan dengan pasangan masing-masing dan mundur atau melangkah ke belakang untuk membuat jarak. Setelah mendapat aba-aba dari pelatih, siswa berusaha memercikkan air ke arah pasangannya dengan kedua tangan sambil maju ke depan ke arah pasanganya. Permainan ini bertujuan untuk membasahi tubuh siswa renang. Aktivitas dilakukan sampai masing- masing tubuh basah oleh air. Permainan ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan kedalaman air yang digunakan tidak terlalu dalam.

2.    Permainan hitam dan hijau

Permainan ini merupakan aktivitas di air yang diberikan kepada siswa untuk memperkenalkan sifat hambatan di air, keseimbangan di air dan keberanian beraktivitas di air. Permainan ini dilaksanakan dengan jalan:

Siswa diminta untuk masuk ke dalam air, dibuat dua kelompok berpasangan dan saling berhadapan. Setelah siswa diatur kelompok dan jaraknya, kemudian guru menunjuk satu kelompok menjadi kelompok hitam dan kelompok lainnya menjadi kelompok hijau. Permainan dilakukan dengan jalan saling mengerjar sesuai dengan perintah pelatih. Apabila pelatih mengatakan kelompok hitam maka kelompok hitam berlari kemudian kelompok hijau mengejar, demikian juga sebaliknya bila kelompok hijau disebut terlebih dahulu maka kelompok hijau berlari dan kelompok hitam mengejar. Aktivitas ini membutuhkan konsentrasi dari siswa untuk mendengarkan perintah dari pelatih.

Permainan hitam dan hijau sudah lebih memerlukan perhatian dan pengawasan oleh pelatih. Aktivitas ini sudah memungkinkan untuk terjadi kesulitan dalam mempertahankan keseimbangan dari siswa agar tidak terjatuh. Walaupun aktivitas ini dilakukan di kolam dengan kedalaman yang dangkal, namun tidak menutup kemungkinan terjadi siswa sulit untuk berdiri kembali apabila terjatuh.

3.    Permainan menjala ikan

Permainan menjala ikan merupakan aktivitas yang dilakukan di air dan memiliki tujuan untuk memperkenalkan keseimbangan di air, hambatan di air dan keberanian ketika di air. Permainan ini dilaksanakan dengan cara:

Siswa diminta untuk masuk ke dalam air pada kolam dengan ketinggian atau kedalaman kurang lebih setinggi pinggang. siswa diminta untuk berdiri secara berpencar satu sama lain. Guru menunjuk dua orang terlebih dahulu saling bergandengan dengan tangan menjadi jala. Setelah guru memberikan aba-aba, siswa yang menjadi jala mengerjar rekan-rekan lain(ikan) satu-persatu. Setelah mendapatkan ikan, kemudian ikan ikut menjadi jala, sehingga jala bertambah panjang. Aktivitas ini semakin pajang jalanya, semakin sulit dilakukan sehingga siswa harus berpegangan semakin kuat dalam membentuk jala. Ikan yang terjaring paling akhir menunjukkan bahwa siswa semakin lincah untuk beraktivitas di air dikarenakan harus banyak berlari dan menghindar dari jaring. Aktivitas ini sudah semakin kompleks sehingga pengawasan dari pelatih terhadap siswa harus semakin cermat, dikarenakan kemungkinan untuk terjatuh dan terjatuh secara bersamaan semakin tinggi.

4.    Permainan mencari harta karun

Permainan mencari harta karun adalah aktivitas pengenalan terhadap air yang bertujuan untuk mengenalkan siswa terhadap keseimbangan di air dan membiasakan untuk membuka mata di air. Hal ini dikarenakan keseimbangan dipengaruhi oleh faktor penglihatan. Apabila siswa memejamkan mata sewaktu akan masuk ke dalam air, maka tidak terarah posisinya serta keseimbangannya menjadi kurang baik. Jalannya permainan ini adalah seperti berikut:

Pelatih mempersiapkan uang logam dari berbagai nilai mata uang. Uang tersebut kemudian ditaburkan di dasar kolam, siswa diminta berdiri di pinggir kolam atau siswa diminta untuk membentuk lingkaran yang besar sesuai dengan lebar kolam. Setelah pelatih memberikan aba-aba maka siswa segera berlomba berebut mengambil koin secara satu- persatu dengan nilai koin yang diperintahkan. Setelah berhasil mengambil satu koin, koin tersebut diletakkan di pinggir kolam, kemudian siswa mengambil kembali koin sebanyak-banyaknya. Permainan ini juga dapat dikombinasikan dengan cara mengambil koin secara tidak berebut, namun mencari siapa yang tercepat dapat mengambil koin dengan jumlah tertentu.

B.    Dasar-dasar Berenang

Sebelum belajar berenang dengan gaya renang, maka terlebih dahulu yang harus diajarkan kepada siswa renang adalah dasar- dasar berenang. Sebelum belajar dasar-dasar bererang siswa harus dibekali terlebih dahulu dengan penguasaan di dalam air dengan memberikan aktivitas pengenalan air yang telah dibicarakan pada bagian pengenalan air. Aktivitas di air yang berupa pengenalan air berfungsi untuk mempersiapkan siswa secara fisik dan psikis, terutama untuk mempersiapkan siswa secara psikis terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh air.

Untuk memperkenalkan gaya renang pada siswa, siswa juga harus dibekali terlebih dahulu dengan dasar-dasar berenang seperti yang dikemukakan oleh Dadang Kurnia (1981:10) bahwa dasar-dasar berenang meliputi: pengaturan nafas di air, mengapung dan meluncur. Dengan demikian ketiga dasar berenang tersebut harus dikuasai lebih dulu sebelum memberikan gaya-gaya renang, terutama renang dasar yaitu gaya crawl dan gaya dada.

1.    Pernafasan di air

Latihan pernafasan di air perlu diberikan terlebih dahulu sebelum belajar renang. Dalam berenang, ketika perenang sedang berada di air, perenang tidak dapat begitu saja melakukan pernafasan sewaktu-waktu seperti ketika beraktivitas di darat. Aktivitas di darat tidak terikat oleh situasi dan kondisi apapun. Berbeda dengan di air, perenang tidak dapat  bernafas di dalam air secara standard dan leluasa. Terlebih lagi ketika proses pengambilan nafas yang tentunya tidak dapat dilakukan di dalam air karena hidung dan mulut akan kemasukan oleh air. Dengan demikian memberikan pembelajaran renang didahului dengan memberikan materi pernafasan di air sangatlah penting.

Langkah-langkah penyampaian pernafasan di air dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a.    siswa diminta untuk melakukan pernafasan secara teratur di darat terlebih dahulu dengan aba-aba atau tanda yang diberikan oleh pelatih. Aba-aba diberikan untuk memberi tanda kapan saatnya mengambil nafas dan kapan saatnya harus menghembuskan nafas secara teratur. Hal demikian dilakukan agar kebutuhan oksigen dalam tubuh untuk proses pembakaran dapat mencukupi dan pengeluaran nafas sebagai hasil sisa proses pembakaran dapat dikeluarkan.

b.    Kemudian setelah bisa dikerjakan di darat, cobalah cara ini dikerjakan di tempat/kolam yang dangkal atau kolam renang yang memungkinkan siswa dapat berdiri. Pertama-tama ambillah udara melalui mulut kemudian tutup mulut dan masukkan bagian wajah ke permukaan air, setelah beberapa saat secara perlahan buanglah nafas melalui hidung. Ulangi aktivitas ini secara berulang-ulang dan apabila memungkinkan mencapai 50-100 kali perulangan, dimana dengan jumlah tersebut diharapkan gerakan yang dilakukan terjadi dengan terbiasa dan otomatis. Bagi siswa yang masih kesulitan untuk mengambil udara melalui mulut dan membuang melalui hidung, untuk sementara dapat dikerjakan dengan bantuan hidung. Namun cara ini bila sudah mampu menguasai irama pernafasan yang sebenarnya, hendaknya ditinggalkan, karena dengan cara ini sering berakibat siswa menghisap air melalui hidung.

c.    Latihan pernafasan ini dapat ditingkatkan dengan memperlama waktu ketika wajah berada di permukaan air, setelah jarak tertentu ditempuh kemudian dilanjutkan dengan membuang udara sisa pembakaran tubuh secara perlahan-lahan sebelum naik ke atas permukaan air. Misalnya ketika wajah berada di bawah permukaan air diharuskan menghitung hingga 10 hitungan, kemudian baru membuang udara sisa pembakaran tubuh, kemudian baru naik ke atas permukaan air untuk mengambil udara kembali.

d.    Cara yang sama dapat dilakukan dengan menggunakan papan latihan, dimana dengan sikap membungkuk dan kedua kaki tetap pada sikap berjalan/berdiri di dasar kolam. Kemudian kedua tangan memegang papan latihan di kedua ujungnya. Lakukan pernafasan dengan tetap diam di tempat atau sambil berjalan di kolam renang.

2.    Meluncur
Langkah selanjutnya setelah menguasai cara bernafas di air adalah dengan melakukan latihan meluncur. Latihan ini diperlukan khususnya untuk melatih keseimbangan tubuh ketika berada di air. Tidak sedikit siswa yang belajar berenang tidak mampu menguasai keseimbangan tubuh ketika di air, dan sewaktu tenggelam tidak mampu berdiri di kolam renang meskipun berada di kolam yang dangkal. Latihan meluncur dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

a.    berdiri di tepi kolam dengan sikap membelakangi dinding kolam dan salah satu telapak kaki menempel pada dinding kolam untuk sikap tolakan. Luruskan kedua lengan di atas kepala dengan ibu jari saling berkaitan satu sama lain. Tundukkan tubuh dengan berusaha ujung jari tangan lebih dahulu tiba di atas permukaan air. Serentak dengan tibanya kedua telapak tangan di atas permukaan air, kaki yang menempel pada dinding memberikan tolakan sehingga tubuh terdorong ke depan. Disaat meluncur, hindari mengambil sikap berdiri sebelum titik luncur menurun dan kemudian berhenti. Dan sebagai akibatnya kedua kaki secara otomatis turun hingga dapat berdiri. Apabila saat meluncur dengan kecepatan tinggi, kaki diturunkan dengan tiba-tiba untuk berdiri, banyak terjadi justru siswa tidak dapat berdiri secara mudah.

b.    Cara yang sama dapat dilakukan dengan meluncur dari tengah-tengah kolam yang memiliki kedalaman dangkal. Setelah gaya luncur habis, kemudian berdiri dan lakukan berulang-ulang hingga sampai di tepi kolam yang ada di depan.

c.    Latihan meluncur ini dapat dikembangkan hingga kedua belah kaki mampu menempel ke dinding kolam dan sikap ini hanya dapat dilakukan kalau yang belajar sebelum meluncur terlebih dahulu masuk ke baawh permukaan air dalam sikap telungkup hingga kedua kaki memungkinkan untuk menolak pada dinding kolam. Latihan ini bisa dilakukan secara berulang hingga tubuh dapat rileks dan terhindar dari ketegangan yang sering berakibat tubuh memutar atau tidak memiliki keseimbangan sewaktu berada di air.

3.    Mengapung
Posisi terapung sebenarnya tidak hanya dapat dilakukan dalam satu sikap saja, tetapi banyak posisi yang bisa dilakukan supaya tubuh dapat terapung di atas permukaan air. Sikap ini prinsipnya dapat dilakukan, merupakan perwujudan dari pemindahan pusat titik berat(center of gravity) dan pusat titik apung (center of buoyancy) pada saat tubuh terapung.

Di air, bagian dada adalah merupakan titik apung. Pusat titik berat seseorang di saat sikap terlentang secara horisontal dengan kedua tangan berada di samping tubuh berada di sekitar pinggul. Dikarenakan setiap segmen tubuh memiliki perbedaan berat, maka jarak dari setiap segmen dari pusat titik berat pada tubuh berperan dalam menentukan secara pasti atau letak dimana pusat titik berat.

Beberapa segmen tubuh mungkin lebih terapung dibanding lainnya, yaitu bagian dada merupakan segmen yang mudah terapung apabila dibandingkan dengan bagian kaki. Lain halnya dengan kaki, kaki adalah bagian dari struktur tubuh yang berat dan tidak mudah untuk terapung. Terutama daya apung pada air diarahkan langsung kepada bagian dada atau disebut dengan pusat titik apung tubuh. Pada bagian dada tubuh, terdapat udara pada paru-paru dan apabila dibandingkan dengan struktur tulang dan struktur otot pada bagian tubuh yang lain umumnya menjadi bagian yang lebih ringan. Sehingga bagian dada akan cenderung terapung ke atas, hal ini yang menjadikan bagian ini menjadi titik apung.

Kurangnya daya apung dikarenakan titik apung berada di atas titik berat. Untuk itu untuk membuat posisi mengapung yang lebih baik dengan jalan membuat posisi mengapung dengan membuat titik apung dan titik berat menjadi satu garis horisontal mulai dari lengan, dada dan kaki dalam satu bidang horisontal.

Kaki merupakan titik berat dari tubuh sehingga kaki merupakan beban yang paling berat sehingga cenderung menarik tubuh ke arah bawah. Kaki juga merupakan bagian tubuh yang paling mudah tenggelam sehingga akan menghambat laju perenang karena posisi kaki dan badan yang tidak pada satu sumbu horisontal. Terlebih bagi perenang pemula atau anak-anak cenderung berada pada posisi mendekati vertikal untuk mempertahankan posisi mengapung ketika di air. Untuk mempertahankan posisi tubuh agar mengapung dalam satu garis horisontal perenang dapat mengangkat kaki ke arah permukaan air dan memasukkan kepala ke dalam air.

Sikap mengapung di air dapat dilakukan pada 3 posisi yaitu posisi terapung terlentang, terapung telungkup dan posisi mengapung tegak. Posisi mengapung tegak merupakan posisi yang paling sulit dilakukan karena titik berat yang berada di bawah titik apung sehingga bidang yang mendapat tekanan ke atas dari air lebih sedikit, sehingga badan lebih mudah untuk tenggelam.


Subscribe to receive free email updates: