Sejarah, Organisasi dan Peraturan Perlombaan Renang

Sejarah, Organisasi dan Peraturan perlombaan renang - Berenang merupakan sebuah kegiatan yang tidak lazim bagi manusia, dikarenakan kegiatan ini dilakukan di air, tidak pada tempat dimana manusia berada. Namun keterampilan berenang telah ada sejak zaman dahulu kala baik sebagai alat bertahan di alam, beladiri dan berburu. Hal ini dibuktikan dari simbol yang merupakan peninggalan mesir kuno berupa hieroglyph pada masa 3000 tahun sebelum masehi.

Hal ini juga diperkuat dengan adanya lukisan-lukisan tentang berenang di air dari peninggalan bangsa Pompei di Italia. Bahkan pada era kejayaan Yunani, renang menjadi salah satu hal yang penting karena banyak terdapat pesta air yang telah menjadi budaya. Renang juga menjadi salah satu kurikulum dalam pendidikan tentara yunani sejak lama.

Pada sekitar tahun 1800-an di Jerman dan Australia, mulai timbul kolam-kolam renang umum dan renang masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah ke tentaraan. Seiring dengan perkembangan waktu, renang menjadi sebuah keterampilan yang diajarkan secara luas dan mulai ada perkumpulan-perkumpulan renang.

Pada durasi yang hampir sama pada tahun 1800-an di Inggris, salah satu bintang renang Frederic Cavell Inggris mencoba untuk menyeberangi selat Inggris, namun tidak berhasil. Pada tahun 1878 ia pindah ke Australia dan menjadi seorang guru renang. Cavell menjadi seorang yang menjadi peletak dasar renang gaya, yang saat ini kita sebut dengan gaya crawl.

Di tahun 1908, saat berlangsungnya olimpiade di London, terbentuklah sebuah federasi atau perserikatan olah raga renang internasional bernama Federation Internationalle de Notation Amateur atau yang lebih kita kenal dengan FINA. Setelah adanya organisasi ini, olahraga renang maju dengan pesat. Pertandingan renang menjadi salah satu cabang olahraga yang ada baik di tingkat Olimpiade, Asian games, Sea Cames, Pan American Games, World Youth dan event-event lainnya.

Di Indonesia olah raga renang telah berawal dari era Hindia Belanda. Diawali dari kota Bandung, dan didirikannya organisasi Bandongze Zwembond (Perserikatan Renang Bandung). Seiring waktu, kota kota besar lain menyusul dalam mengembangkan potensi kegiatan renang dan organisasi renang di tingkat daerah.

Setelah kemerdekaan, hingga tahun 1951 organisasi renang Indonesia masih berada di bawah ZBVI (Zwem Bond Voor Indonesia), baru pada tanggal 24 Maret 1951 berdirilah Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) yang diketuai oleh Dr. Poerwosoedarmo. Pada tahun 1952 PBSI diterima menjadi   anggota   FINA   dan   IOC   (Internationalle  Olympic Comitee). Setelah diadakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-4 di Makassar pada tahun 1957, PBSI berubah menjadi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).

A.    Organisasi

Olahraga renang memiliki induk organisasi tertinggi di kancah internasional yaitu Federation Internationale de Natation / International Swimming Federation - Inggris red. atau yang lebih sering kita kenal dengan FINA (website: www.fina.org). Sedangkan di Indonesia sendiri, induk organisasi olah raga renang berada pada PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia). PRSI berdiri pada tahun 1951 dengan nama PBSI, yang kemudian berganti nama menjadi PRSI. Tingkatan organisasi PRSI memiliki jenjang sesuai dengan lingkup daerah, baik kabupaten, propinsi dan nasional. Sebagai induk organisasi, PRSI membawahi cabang olahraga: renang lintasan, renang indah, polo air dan renang perairan terbuka.

Pada olahraga renang, sarana dan peralatan yang digunakan pada saat perlombaan renang yaitu: pakaian renang yang telah tersertifikasi sesuai dengan peraturan FINA maupun PRSI.

B.    Peraturan Perlombaan Renang

Pada perlombaan renang lintasan, terdapat beberapa nomor gaya yang diperlombakan. Masing-masing nomor gaya memiliki peraturannya masing-masing, berikut deskripsi dari peraturan dari masing-masing tipe gaya dalam perlombaan renang lintasan.

1.    Gaya bebas

Dalam renang gaya bebas, perenang bebas melakukan gaya apa saja kecuali dalam gaya ganti perorangan atau estafet. Gaya bebas adalah gaya selain gaya dada, gaya kupu-kupu dan gaya punggung. Setiap perenang gaya bebas, perenang harus menyentuh dinding setiap menyelesaikan jarak atau finish. Dalam gaya bebas tubuh perenang harus memecah permukaan air sepanjang perlombaan kecuali setelah bounce dan pembalikan maksimal pada jarak 15 meter, setelah itu harus sudah memecah permukan air kembali.

2.    Gaya Punggung

Sebelum start, perenang menghadap ke tempat bounce dengan kedua tangan berpegangan dan berada di atas garis permukaan air. Setelah aba-aba bounce dan setelah pembalikan perenang harus melakukan tolakan dan harus berenang dengan punggungnya sepanjang perlombaan. Tubuh perenang harus memecah permukaan air. Kecuali setelah bounce dan pembalikan sejauh maksimal 15 meter. Perenang setiap kali meninggalkan dinding maupun end harus ada posisi punggung/terlentang.

3.    Gaya dada

Pada nomor perlombaan gaya dada, perenang harus telungkup dengan posisi dada menghadap ke air dan tidak boleh sekalipun mengambil posisi terlentang atau punggung menghadap ke air selama perlombaan. Satu siklus gaya dada harus dalam satu tarikan tangan dan satu tendangan kaki. Sepanjang perlobaan harus dilakukan gerakan lengan bersamaan tidak boleh bergantian, dan tangan harus didorong ke depan melewati bawah dada secara bersamaan, serta siku berada di bawah air. Tangan tidak boleh menarik ke belakang, melampaui garis pinggang perenang, kecuali tarikan pertama setelah bounce dan pembalikan.

4.    Gaya kupu-kupu

Pada nomor perlombaan renang lintasan dengan gaya kupu- kupu, perenang harus melakukan gerakan lengan waktu ke depan harus bersamaan diatas air dan sewaktu ditarik ke- belakang bersamaan dibawah air. Gerakan kaki harus dilakukan secara bersamaan walaupun pada degree yang tidak sama, tendangan kaki seperti gaya dada tidak boleh dilakukan. Setiap pembalikan dan finish, harus dilakukan dengan tangan secara bersamaan. Setelah bounce dan pembalikan, diperbolehkan menyelam namun, tidak lebih dari jarak 15 meter.

5.    Gaya ganti

Pada nomor perlombaan gaya ganti perorangan, perenang harus melakukan four (empat) gaya dengan urutan gaya: gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada dan gaya bebas. Masing-masing gaya harus diselesaikan oleh perenang pada setiap ¼ jarak perlombaan. Pada perlombaan estafet dengan gaya ganti, perenang melakukan four (empat) gaya dengan urutan: gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu dan gaya bebas.

Perlombaan renang pada masing-masing gaya renang diawali dengan bounce dan finish. Pada saat start, apabila dilihat dari tempat melakukannya bounce maka terdapat dua jenis bounce yaitu:

1.    Start atas, merupakan bounce yang dilakukan di atas bounce blok. Start ini dilakukan sebagai awalan untuk renang gaya kupu- kupu, gaya dada dan gaya bebas.

2.    Start bawah, dilakukan dengan jalan memasuki air terlebih dahulu atau perenang sudah berada di air, bounce bawah dilakukan sebagai awalan untuk renang dengan gaya punggung.

Aba-aba dalam bounce renang menggunakan aba-aba yang sama yaitu, bersiap dan dilanjutkan dengan apa-aba peluit atau tembakan.

Dalam lomba renang, baik untuk lomba renang lintasan, renang indah maupun polo air, kolam renang merupakan sarana utama dalam perlombaan. Kolam renang yang digunakan dalam perlombaan harus memenuhi spesifkasi yang telah ditentukan oleh federasi olahraga renang baik FINA maupun PRSI. Ada dua tipe kolam renang standar yang diakui, yaitu kolam dengan panjang kolam 50 meter dan kolam dengan panjang kolam 25 meter. Sedangkan untuk lebar kolam dapat bervariasi, namun untuk kolam yang digunakan dalam perlombaan “multi-event” seperti renang lintasan, renang indah dan polo air, kolam harus memiliki lebar minimal 25 meter dan memiliki kedalaman minimal 1 meter.

Dalam perlombaan renang lintasan, perenang berenang dalam lintasan-lintasan selama perlombaan berlangsung. Lintasan yang digunakan juga memiliki spesifikasi ukuran standar yang harus dipenuhi. Ukuran lebar tiap lintasan adalah 2.5 meter, khusus untuk lintasan pertama dan terakhir harus memiliki ruang tambahan dengan lebar minimal 0.2 meter. Lintasan renang dapat dibuat dengan menggunakan tali lintasan yang dapat mengapung di air. Garis lintasan yang berada di dasar kolam dengan warna gelap dan panjang garis lintasan sepanjang dua meter di masing-masing ujung kolam.

Pembagian lintasan bagi peserta perlombaan juga mengacu pada aturan urutan perenang tercepat berada di tengah. Sebagai contoh dalam menentukan posisi perenang dalam suatu perlombaan, apabila jumlah lintasan yang ada 8 (delapan) maka perenang dengan waktu tercepat berada pada lintasan ke-4, diikuti perenang selanjutnya di sebelah kiri, kanan, kiri kanan dan seterusnya.

Kelengkapan lain dalam perlombaan renang yaitu soar block, soar blok merupakan tempat dimana perenang dapat melakukan soar lomba. Start blok memiliki tinggi antara 0.5 - 0.75 meter dengan lebar penampang minimal 0.5 x 0.5 meter dan memiliki kemiringan penampang maksimal 10 derajat. Selain itu, terdapat pula bendera sebagai tanda tempat pembalikan untuk nomor perlombaan gaya punggung.

Saat sebuah occasion perlombaan renang berlangsung, terdapat pihak yang bertugas sebagai pengatur jalannya pertandingan. Petugas-petugas    ini    mencakup:

1.    Refree/ketua perlombaan.
2.    Pengawas ruang control.
3.    Juri gaya.
4.    Starter.
5.    Ketua pengawas pembalikan.
6.    Pengawas pembalikan.
7.    Ketua pencatat waktu.
8.    Pengatur peserta.
9.    Pembawa acara perlombaan.

Selain mengatur perlombaan dan spesifikasi dari kolam renang, FINA juga mengatur spesifkasi dari pakaian renang yang digunakan. Swimwear atau pakaian renang yang diakui oleh FINA memiliki spesifikasi:

  • Bahan    : bahan berupa fabric atau kain yang tidak menangkap air dan ketika dipakai harus mengikuti bentuk tubuh.
  • Ketebalan : bahan yang digunakan harus memiliki ketebalan maksimal 0.8mm.
  • Daya apung : Pakaian harus tidak boleh memiliki efek daya apung lebih dari 0.5 Newton, dengan maksimum toleransi kurang lebih 0.1 Netwon.



Model Pakaian Renang 1

 

 

 Model Pakaian Renang 2

 

 Model Pakaian Renang 3


Subscribe to receive free email updates: