10 Skill Yang Perlu Dikuasi Pengedara Sepeda

10 Skill Yang Perlu Dikuasi Pengedara Sepeda

Bersepeda bukan hanya untuk kecepatan serta melihat-lihat. Bagi pesepeda pemula alias pesepeda yg berpengalaman, kadang kita lupa pada berbagai prinsip alias kepandaian mendasar butuh kita kuasai serta latih, jadi kegiatan bersepeda baik sendiri ataupun dalam rombongan. Skill alias kepandaian di bawah ini bukanlah skill yg advance, melainkan memperlukan waktu supaya terbiasa, serta mampu dipraktekkan dengan cara spontan alias alamiah. Berikut 10 skill tersebut:


 

1. Shifting / ganti gigi

Irama mengayuh pedal alias cadence yg ideal untuk bersepeda normal merupakan kurang lebih 90 putaran per menit, alias kurang lebih 1.5 putaran setiap 1 detik. Untuk mencapai frekuensi putaran pedal yg optimal ini, kita wajib rajin untuk mengganti gear/gigi/shifter supaya sesuai dengan keadaan jalan serta kekuatan kaki.
Lihat ke depan serta simak situasi, shifting ke gigi yg lebih besar sebelum mulai mendaki, alias turunkan gear ratio. Kayuh pedal dengan halus ketika menggeser persneling (shifting), bayangkan semacam mengayuh dalam air untuk memperoleh kayuhan yg halus. Ini akan membikin proses perubahan gear yg lebih cepat dengan lebih sedikit suara ketika mengganti gigi.

Pro tips:
Hindari cross chaining (rantai menyilang). Gunakan chainring/sprocket besar alias kecil dengan cara bersamaan di depan serta belakang, cari kombinasi ukuran chainring/sprocket alias kualitas gigi yg enjoy untuk menjaga rantai sepeda lebih lurus dari depan ke belakang.

2. Clipless Pedals

Gunakan tumit bukan jari kaki untuk luar biasa serta melepaskan pedal ketika memakai sepatu sepeda (cleat). Jika kita ingin memasukan serta mengeluarkan dengan kaki kanan terlebih dahulu, gunakan gerakan keluar dengan tumit untuk melepaskan kaki dari pedal. Ketika bersiap untuk berhenti, dengan melepas klip serta membiarkan sepatu bersandar pada pedal alias menjuntai ketika mendekati titik berhenti. Untuk menjepit, mulailah mengayuh ke depan dengan memakai kaki kiri untuk menggerakkan engkol. Gunakan serta gerakkan tapak kaki untuk menemukan ujung depan pedal kanan serta dorong tumit untuk membikin mengaitkan cleat pada pedal.
Kita mampu melatih gerakan ini di rumput sebagai permulaan, untuk pendaratan yg lebih lembut daripada di aspal alias di persimpangan lampu merah.

3. Menikung / Cornering

Untuk kekuatan kaki yg lebih efektif, ketika di dalam tikungan ganti gigi ke gigi yg kita butuhkan ketika keluar dari tikungan nanti. Rem sebelum belok, bukan selagi alias keluar dari tikungan.
Jika memungkinkan, posisikan sepeda di luar kurva jalan (menjauh dari trotoar) ketika masuk tikungan, pindah ke tahap dalam kurva jalan (mendekat ke trotoar) di dalam tikungan alias yg biasa disebut  apex, serta pindah lagi ke luar kurva jalan seusai keluar dari tikungan.

Tips menikung:
Jika sepeda pada kecepatan yg tinggi pada ketika menikung, gunakan berat badan untuk menolong mengendalikan serta mengarahkan sepeda pada ketika tikungan. Tumpu berat badan lewat kaki di pedal tahap terluar (posisi di bawah), serta posisikan pertahankan pedal tahap dalam ke atas.Sesuaikan posisi tumpuan pada sat berbelok ke kiri alias ke kanan. Jika belok ke kiri, posisikan pedal kiri yg ke atas, serta pedal kanan sebagai tumpuan berat badan, serta begitu juga sebaliknya.

4. Tanjakan / Climbing

Ketika mendaki, nikmati pemandangan serta tegakkan kepala, tersenyum serta duduk manis di atas sadel sepeda. Jangan pegang stang/handlebars alias tuas rem terlalu kencang, rileks. Berdiri hanya kalau perlu, sebab mengayuh sambil berdiri tak seefisien mengayuh sambil duduk. Putar pedal, jangan ditumbuk/hentak, untuk melawan kelelahan serta masih efisien. Jika butuh berdiri, masih cadence (irama kayuhan pedal) pada sepeda, jangan hingga kehilangan momentum putaran pedal.

5. Turunan / Descending

Santai serta atur badan supaya terbeban pada sadel/dudukan sepeda, pada jalan turunan yg sangat tajam, posisikan badan lebih ke belakang lagi, berdiri sambil menjauh ke belakang dari sadel sepeda apabila diperlukan. Lihatlah ke depan, ke ujung jalan, serta berpikir ke depan, mengantisipasi di mana kita akan berada, bukan di mana kita sedang berada. Untuk kontrol maksimal, jaga tangan masih berada di stang sepeda, untuk mengantisipasi perubahan mendadak. Sepeda lebih mudah untuk terbalik apabila ada halangan alias sesuatu yg ditabrak oleh sepeda.

6. Pengereman

Pada rem yg baik, berbagi tekanan yg pelan pada tuas rem, gunakan satu jari alias dua jari saja. Pada perjalanan biasa (bukan pada ketika wajib mengerem darurat), kontrol kecepatan dengan rem belakang sambil menolong mengarahkan sepeda dengan rem depan; keseimbangan pengereman akan terasa semacam tahap belakang 85 persen serta tahap depan 15 persen.

7. Kelompok sepeda / Group Riding

Idealnya, kita wajib menjaga jarak sepeda kurang lebih 0.3 hingga 0.5 meter di belakang pesepeda di depan,untuk keuntungan aerodinamis yg optimal. Lihat, amati, serta perhatikan sepeda serta pengendara di depan, jadi kita mampu mengantisipasi perbuatan alias gerakan mereka. Kita mampu melirik ban sepeda mereka sesekali untuk mengukur jarak; waspadai rem belakang mereka untuk mengantisipasi ketika mereka melambat. Kecuali pada ketika mendaki, bersepeda dengan tangan pada posisi siap di rem sepeda, dengan jari telunjuk di kurang lebih tahap depan tuas rem, jadi kita mampu menjaga kecepatan dengan sigap apabila diperlukan.
Yang paling penting, berkomunikasilah dengan orang-orang lain di perjalanan. Pesepeda rutin bersemangat untuk membantu.

8. Melawan angin

Untuk meminimalkan dorongan angin, pindahlah ke gigi yg lebih kecil (“yang lebih keras”). Jangan mengarahkan sepeda menuju angin dengan tubuh tegak; konsentrasi untuk memakai tubuh sebagai penyimbang di atas sepeda. Saat bersepeda dalam kelompok, perpaduan eselon (bentuk setengah V, semacam perpaduan sekelompok burung terbang), sangat efisien dalam membagi beban melawan angin. Pastikan untuk berkomunikasi dengan orang-orang lain untuk memahami apa yg mereka rencanakan serta bagaimana kelompok bergerak.

9. Lepas Tangan

Bersepeda tanpa tangan alias lepas tangan memungkinkan kita lebih fleksibel untuk minum alias makan di atas sepeda alias sekedar merapikan baju. Sebagai permulaan, kita mampu melatih kepandaian ini dengan memakai satu tangan saja pada stang dengan cara bergantian (kiri-kanan), sambil menjaga dengan satu alias dua ujung jari pada stang.

Jika ada, ganti speed ke gigi yg lebih kecil untuk memperoleh putaran kayuhan yg lebih sedikit, alias bahkan coba sambil meluncur (coasting) terlebih dahulu. Ini merupakan keterampilan yg memperlukan waktu serta keseimbangan otak.

10. Makan serta minum

Saat bersepeda lebih dari satu jam, kita butuh untuk meminum lebih bayak lagi cairan. Berlatihlah mengambil botol dengan tangan kiri, meninggalkan tangan kanan di tuas rem kanan untuk menolong menjaga kecepatan dengan rem belakang. Ini juga akan menempatkan tangan di kawasan yg baik untuk dengan mudah mengganti gigi apabila morfologi jalan berubah. Jika bersepeda dalam kelompok, semakin mengayuh jadi tak ketinggalan dengan sepeda di depan alias ditabrak dari belakang. Untuk makanan semacam coklat, permen, serta sejenisnya, mampu disimpan di dalam kantong jersey sepeda saja.

Subscribe to receive free email updates: